Minggu, 20 November 2016

Ngerinya Tragedi Black Wednesday !!!




Mungkin ini adalah satu diantara  tragedi  yang paling populer di dunia trading,  saat George Soros cs melakukan serangan besar besaran  dengan melakukan  aksi jual pound sterling sehingga  mampu mematahkan dan melumpuhkan pertahanan bank sentral Inggris (BOE).

Bulan September 1992 adalah bulan yang mengenaskan  bagi bank Of england. karena saat itu Soros dan  spekulator lainnya mulai melakukan akumulasi posisi short selling pada pound dengan asumsi bahwa ekonomi Inggris  sedang mengalami kemerosotan, pada saat  inflasi tinggi dan anjloknya sektor properti, dimana kondisi itu sama seperti kondisi yang terjadi di Amerika ditahun tahun lalu


Saat itu, Inggris baru bergabung kedalam pakta atau perjanjian ERM, dengan posisi harga GBP/DEM 2.95, dan pair ini hanya diperbolehkan untuk diperdagangkan pada kisaran sempit dimana ambang bawah kisaran di set pada 2.778. Jika harga jatuh di bawah level tersebut, Bank Of England  akan masuk pasar dengan melakukan  intervensi untuk mengangkat nilai Sterliang.

Tanggal 13 September 1992  yang  terkenal sebagai Black Wednesday, beberapa Big Player kuga Soros dan Goldman Sachs mengetahui bahwa Bank Of England tidak akan sanggup mempertahankan pound dalam jangka waktu yang lama, sehingga mereka memutuskan  menyerang mata uang pound secara besar-besaran. Pejabat moneter Inggris saat itu berusaha keras meredam serangan itu dengan mencoba membangkitkan demand akan pound dengan  kenaikan suku bunga hingga dua kali sehari, guna mencegah serangn tersebut.

Tetapi Bank Of England tetap gagal menghadapi soros cs. pada malam harinya semua menjadi jelas bahwa Badan Moneter Inggris dan bank sentral tidak mampu untuk mengangkat nilai mata uang tersebut hingga menyebabkan mereka pasrah atas kondisi ini

Hal ini menyebabkan Inggris akhirnya keluar dari ERM. Setelah peristiwa tersebut,  pound bebas diperdagangkan, tidak lagi berada pada suatu kisaran tertentu. Pada akhirnya pound memang betul - betul jatuh hingga 2.20 DM. London diberitakan mengalami kerugian  3 billion pound guna mengangkat nilai mata uangnya, sementara Soros tersenyum manis menikmati keuntungan kurang lebih $1 billion.

Dari cerita tersebut yang perlu dicermati adalah bahwa pergerakan market terjadi karena adanya tekanan Jual dan Beli. Siapa yang menekannya lebih kuat tentu mereka yang akan mendapatkan profit dari hasil transaksi perdagangan yang dilakukan. Dan sangat keliru dengan anggapan jika para Big Player Trading Asal Jual dan Beli saja. Big Player tetap membaca kondisi  pasar untuk melakukan transaksi.


Memahami  Supply and Demand

Dalam  perekonomian  hukum yang paling berlaku adalah hukum Supply and Demand. Hukum ini berlaku di segala sektor perekonomian, baik itu Marketplace (pasar), Job Market (pasar kerja), dan Monetary Market (Pasar Uang).

Segala bentuk perubahan yang terjadi baik itu kenaikan harga barang, kenaikan gaji pekerja, dan naik turunnya mata uang, itu semua terjadi karena hukum Supply and Demand. Untuk membaca seberapa besar Supply and Demand bisa anda lakukan cara membaca indikasi dari masing masing kriteria yang ada.

singkatnya jika Imbalance Harga bergerak karena terjadinya ketidakseimbangan supply dan demand (Penawaran dan Permintaan). Sederhananya harga akan menguat jika Demand ( permintaan ) lebih besar.  Harga akan menurun jika penawaran (supply ) lebih kuat.

Permintaan ialah banyaknya barang yang dibeli atau dipesan pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.


Written by : Rizal Ramadhanu



1 komentar: