Selasa, 01 November 2016

Investasi atau Trading ? Ternyata ini yang paling banyak untung..

Panduan Untuk Pemula Dalam Investasi Dan Trading



Dunia investasi dan trading menjanjikan keuntungan pada siapapun yang mau memasukinya. Tapi bila tidak hati-hati, kegiatan investasi dan trading juga bisa mengakibatkan kerugian. Karena itu Anda perlu belajar lebih dalam tentang investasi dan trading. Sebagai pemula, mungkin Anda bingung apa saja yang harus diketahui dan dipelajari. Nah, artikel ini akan memberikan panduan untuk pemula yang ingin terjun dalam dunia investasi dan trading.





Apa itu Investasi dan Trading ?

Seseorang yang melakukan trading disebut trader. Sedangkan seseorang yang melakukan investasi disebut investor. Investasi dan trading memiliki banyak kemiripan dan juga perbedaan. Persamaannya keduanya sama-sama memperdagangkan sesuatu, kemudian dari selisih harga beli dan harga jualnya didapatkan keuntungan atau profit. Bahkan bisa membuat Anda lebih kaya. Yang membedakan adalah jangka waktu, metode, dan tujuannya. Kalau investasi biasanya membeli sesuatu dan disimpan dalam jangka waktu lama, bisa sampai bertahun-tahun. Sedangkan trading biasanya memperdagangkan sesuatu dalam waktu singkat untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Trading juga bisa menjadi profesi yang dikerjakan di rumah dan memberikan penghasilan rutin. Anda harus memilih: menjadi trader atau investor.



Apa yang Diperdagangkan ?

Untuk investasi, pilihannya bisa bermacam-macam. Untuk kemudahan dan kepraktisan dalam investasi, biasanya orang-orang membeli saham. Sedangkan untuk trading, pilihannya bisa lebih banyak lagi, bisa saham, forex, emas, komoditas seperti minyak, dan juga indeks. Untuk pemula disarankan untuk memulai dengan saham terlebih dahulu, daripada forex, emas, minyak, atau indeks. Karena risiko di saham relatif lebih kecil dibanding yang lain. 


Bagaimana Cara Investasi dan Trading ?
Sebelum investasi atau trading betulan, Anda bisa mencoba Simulasi Trading Saham Online Gratis atau belajar di Galeri Investasi. Setelah itu, bila ingin melakukan investasi atau trading dengan uang betulan, Anda harus memilih dan menjadi salah satu nasabah sekuritas saham. sekuritas ini berperan sebagai pialang atau perantara yang menjembatani antara pembeli dan penjual di pasar keuangan. Untuk membeli atau menjual saham bisa dilakukan secara online dengan bantuan software.  


Apa Saja Resiko Invetasi dan Trading ?

Secara legal, investasi di bursa saham Indonesia dijamin oleh pemerintah. Ada undang-undang yang mengatur investasi saham di Indonesia. Walaupun begitu, setiap kegiatan investasi atau trading tetap memiliki risiko. Seorang investor atau trader bisa mengalami kerugian, misalnya akibat harga saham yang dibelinya turun. Tidak Mau Rugi? Jangan Jadi Trader! Risiko melakukan trading lebih besar dibandingkan dengan investasi. Apalagi kalau Anda belum berpengalaman dan kemudian langsung trading forex, emas, minyak atau indeks. Sekali lagi untuk pemula, disarankan investasi atau trading saham dahulu.



Apakah Saya Akan Berhasil dalam Invesatasi atau Trading ?

Mungkin Anda merasa bahwa investasi hanya bisa dilakukan oleh orang yang pintar. Pada kenyataannya tidak. Semua orang bisa berhasil dalam investasi. Bahkan IQ tinggi tidak menjamin keberhasilan investasi. Perlu Anda ketahui, orang biasa juga bisa sukses berinvestasi saham, asal mau belajar. 



Apa yang Harus Saya Pelajari ?

Investasi dan trading adalah kegiatan yang berbeda. Karena itu, perlu metode yang berbeda pula. Investor biasanya menggunakan Analisis Fundamental untuk memilih saham yang kondisi keuangannya baik. Sedangkan trader umumnya menggunakan Analisis Teknikal untuk membaca grafik harga. 



Mengapa Investasi atau Trader Bisa Rugi ?

Mempelajari Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal saja tidak cukup. Ada berbagai Elemen Penentu Kesuksesan Trading. Faktor yang biasanya dilupakan orang adalah Psikologi Trading . Setiap investasi dan trading pasti melibatkan emosi. Kita bisa menjadi serakah dan takut. Emosi yang tidak terjaga tersebut bisa merugikan investasi yang kita lakukan, misalnya menjadi sangat berspekulasi. Kita juga bisa tidak sabar, tidak disiplin. Padahal Sukses Investasi Saham Perlu Ilmu Tingkat Tinggi: yaitu Sabar

Tips Berinvestasi Saham Bagi Investor Pemula

1.     Mulai dengan modal tidak terlalu besar. Jika Anda belum terlalu mengenal pasar saham, disarankan untuk memulai dengan modal minimal terlebih dahulu. Tujuannya bila salah langkah, kerugian yang diderita tidak terlalu besar. Tujuan lainnya adalah untuk proses belajar. Anda perlu membiasakan diri pada software untuk jual beli saham, belajar analisis saham dan sebagainya dan semua itu perlu waktu. Jika sudah mantap, silakan menambah modal Anda.
2.      Beli saham yang berfundamental baik. Biasanya adalah saham blue chip. Cirinya perusahaan ini dikenal publik, punya usaha yang jelas, produknya laku di pasaran, tidak banyak utang, manajemen transparan dan sebagainya. Jangan tergiur untuk membeli saham gorengan yang pergerakan harganya tidak jelas sebabnya. Mengapa memilih saham blue chip? Saat pasar saham terkoreksi, saham blue chip juga terkoreksi, tetapi setelah pasar saham pulih, saham blue chip juga yang bergerak naik lebih dulu dan lebih cepat dari yang lain.
3.   Lakukan diversifikasi. Belilah beberapa jenis saham untuk membagi risiko. Memiliki banyak saham memiliki risiko kerugian lebih kecil dari pada membeli hanya satu jenis saham. Jika satu saham berkinerja turun, kemungkinan saham lain bisa naik. Don't put all your eggs in one basket.
4.        Belajar melakukan analisis. Anda perlu mengetahui cara analisis saham untuk menentukan keputusan jual atau beli saham. Ada dua cara analisis yang umum dilakukan, yaitu Analisis Teknikal, dan Analisis Teknikal. Anda bisa membaca buku Analisis Teknikal Untuk Profit Maksimal dan Analisis Fundamental Saham untuk mengetahui masing-masing analisis tersebut lebih lanjut.
5.      Fokus pada jangka panjang. Pasar saham sangat berisiko dalam jangka pendek karena fluktuatif. Namun akan lebih aman dalam jangka panjang. Semakin lama investasi, semakin besar tingkat keuntungan.
6.        Lakukan analisis dan review portofolio secara berkala. Bisa setiap 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setahun sekali. Jika ada saham yang kurang bagus kinerjanya, misalnya produknya gagal di pasaran, merugi, dan sebagainya bisa diganti dengan saham lain yang lebih baik.




Writen by : Rian & Muren


Sumber


0 komentar:

Posting Komentar